Selasa, 09 Oktober 2018

RAPID APLICATION DEVELOPMENT

1. Pengertian RAD

     Rapid Aplication Development (RAD) adalah sebuah proses perkembangan perangkat lunak sekuensial linier yang menekankan siklus perkembangan yang sangat pendek. Model RAD ini merupakan sebuah adaptasi "kecepatan tinggi" dari model sekuensial linier dimana perkembangan cepat dicapai dengan menggunakan pendekatan kontruksi berbasis komponen.
   
     Pemaparan konsep yang lebih spesifik lagi dijelaskan oleh Pressman (2005) dalam bukunya, "Software Enginering : A Praction's Approach". Ia mengatakan bahwa RAD adalah proses model perangkat lunak inkremental yang menekankan siklus pengembangan yang singkat.


2. Sejarah RAD

     RAD adalah istilah awalnya digunakan untuk menggambarkan proses pengembangan perangkat lunak pertama kali dikembangkan dan berhasil digunakan selama pertengahan 1970-an oleh  Sistem Pengembangan New York Telephone Co di bawah arahan dan Gielan. Setelah serangkaian implementasi sangat berhasil dari proses ini, Gielan kuliah secara ekstensif  di bebagai forum pada metodologi, praktek, dan manfaat dari proses ini.


3. Unsur-Unsur Model RAD

  • Prototyping
     Sebuah aspek kunci dari RAD adalah pembangunan prototipe untuk tujuan membangkitkan kembali desain untuk kebutuhan pengguna. Tujuannya adalah untuk membangun sebuah fitur ringan yang hasil akhirnya dalam jumlah pendek dengan waktu yang memungkinkan.
  • Iterative Development
     Iterative Development berarti mencptakan versi yang lebih fungsional dari sebuah sistem dalam siklus pembangunan pendek. Setiap versi ditinjau dengn klien untuk menghasilkan persyaratan untuk membuat versi berikutnya.
  • Time Boxing
     Time Boxing adalah proses menunda fitur untuk versi aplikasi dimasa mendatang untuk melengkapi versi saat ini sebagai ketepatan waktu
  •  Team Member
     Metodologi RAD merekomendasikan penggunaan tim kecil yang terdiri dari anggota yang berpengalaman, serbaguna, dan motivasi yang mampu melakukan peran ganda. Sebagai klien memainkan peran penting dalam proses pembangunan, sumber daya klien harus tersedia selama awal Joint Application Development (JAD) sesi serta Focus Group Sessions dilakukan pada akhir siklu pengembanagan.
  • RAD Tools 
    Salah aatu tujuan utama RAD yang dikembangkan oleh James Martin pada tahun 1980an adalah untuk memanfaatkan teknologi terbaru yang tersedia untuk mempercepat pembangunan. Jelas teknologi tahun 1980 sudah kuno, tetapi fokus RAD tentang alat terbaru adalah sama pentingnya hari ini seperti ketika metodologi awalnya diciptakan.


4. Penerapan Model RAD

     Model RAD mengadopsi model waterfall dan pembangunan dalam waktu singkat yang dicapai dengan menerapkan :
  • Component Based Construction (pemrograman berbasis komponen bukan prosedural).
  • Penekanan pada  penggunaan ulang (reuse) komponen perangkat lunak yang telah ada.
  • Pembangkitan kode program otomatis/semi otomatis.
  • Multiple Team (banyak tim), tiap tim menyelesaikan satu tugas yang selevel tapi tidak sama. Banyaknya tergantung dari area dan kompleksitasnya sistem yang dibangun.

5. Fase-Fase Model RAD

  • Bussines Modeling
     Aliran informasi diantara fungsi-fungsi bisnis dimodelkan dengan suatu cara untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut: Informasi apa yang mengendalikan proses bisnis? informasi apa yang dimunculkan? siapa yang memunculkan? kemana informasi itu pergi? siapa yang memprosesnya?
  • Data Modeling
     Aliran informasi yang didefinisikan sebagai bagian dari fase bussiness modelling disaring kedalam serangkaian objek data yang dibutuhkan untuk menopang bisnis tersebut. Karakteristik masing-masing objek didefinisikan dan hubungan objek-objek tersebut didefinisikan.
  • Prosess Modeling
     Objek data yang telah didefinisikan didalam fase data modeling ditransformasikan untuk mencapai aliran informasi yang perlu bagi implementasi sebuah fungsi bisnis.

Senin, 08 Oktober 2018

MODEL WATERFALL

1. Sejarah Model Waterfall

     Nama model ini sebenarnya adalah "Linear Sequential Model". Model ini sering disebut dengan "classic life cycle" atau model waterfall. Model ini pertama kali diperkenalkan oleh Winston Royce sekitar tahun 1970 sehingga sering di anggap kuno, tatapi merupakan model paling banyak dipakai didalam Software Engineering (SE)


2. Pengertian Waterfall

     Waterfall atau air terjun adalah model yang dikembangkan untuk pengembangan perangkat lunak, membuat perangkat lunak. Model berkembang secara sistematis dari satu tahap ke tahap yang lain dalam mode seperti air terjun.
     Model ini mengusulkan sebuah pendekatan kepada pengembangan software yang sistematik dan sekuensial yang mulai dari tingkat kemajuan sistem pada seluruh analisis, desain, kode, pengujian dan pemeliharaan.

     A.  Tahapan atau Fase Mode Waterfall

     Inilah adalah gambar tahapan atau fase yang paling umum tentang waterfall mode

     Akan tetapi Rogeer S. Pressman memecah model ini menjadi 6 tahapan meskipun secara garis besar sama dengan tahapan-tahapan model waterfall pada umumnya. Berikut adalah gambar dari tahap-tahap yang dilakukan dalam model menurut Pressman :



  • System/Information Enginerring and Modeling, permodelan ini diawali dengan mencari kebutuhan dari keseluruhan sistem yang akan diaplikasikan ke dalam bentuk software.
  • Software Requirements Analysis, proses pencarian kebutuhan diintensifkan dan di fokuskan pada software.
  • Design, proses ini digunakan untuk mengubah kebutuhan-kebutuhan diatas menjadi representasi ke dalam bentuk "blueprint" software sebelum coding dimulai.
  • Coding, untuk dapat dimengerti oelh mesin, dalam hal ini adalah komputer, maka desain tadi harus diubah bentuknya menjadi bentuk yang dapat dimengerti oleh mesin, yaitu kedalam bahasa pemrograman melalui proses coding.
  • Testing/Verification, tahap peng-ujicobaan, demikian juga software agar bebas dari eror.
  • Maintenance, pemeliharaan suatu software diperlukan, termasuk didalamnya adalah pengembangan, karena softwaretidak selamanyahanya seperti itu.
     B. Karakteristik

     Sifat-sifat yang menjadi permasalahan pada model waterfall
Ketika problem muncul, maka proses berhenti karena tidak dapat menuju ketahap selanjutnya.
Karena pendekatannya secara sequential, maka setiap tahap harus menunggu hasil dari tahap sebelumnya.


3. Tahap Pengembangan Waterfall
  1. Analisis dan Definisi Persyaratan, pelayanan, batasan, tujuan sistem ditentukan melalui konsultasi dengan user.
  2. Perancangan Sistem dan Perangkat Lunak, kegiatan ini menentukan arsitektur sistem secara keseluruhan.
  3. Implementasi dan Pengujian Unit, perancangan perangkat lunak direalisasikan sebagai serangkaian program.
  4. Integrasi dan Pengujian Sistem, unit program diintegrasikan atau diuji sebagai sistem yang lengkap untuk menjamin bahwa persyaratan sistem teleh terpenuhi.
  5. Operasi dan Pemeliharaan, merupakan fase siklus yang paling lama. Sistem diinstal dan dipakai

4. Kelebihan Waterfall
  1. Merupakan model pengembangan paling handal dan paling lama digunakan.
  2. Cocok untuk sistem software berskala besar.
  3. Cocok untuk sistem software yang bersifat generic.
  4. Pengerjaan project sistem akan terjadwal dengan baik dan mudah dikontrol.

5. Kelemahan Waterfall
  1. Waktu pengembangan lama.
  2. Biaya juga mahal.
  3. Terkadang perangkat lunak yang dihasilkan tidak akan digunakan karena sudah tidak sesuai dengan requerement bisnis customer.
  4. Karena tahapan-tahapan pada waterfall tidak dapat berulang.
  5. Meskipun waterfall memiliki banyak kelemahan yang dinilai cukup fatal, namun model ini merupakan dasar bagi model-model lain yang dikembangkan setelahnya.

Selasa, 02 Oktober 2018

COMPONENT ASSEMBLY MODEL

A. Pengertian

     Component Assembly Model (CAM) adalah suatu model Metodologi Penelitian RPL yang merupakan gabungan dari berbagai model lain karena terdapat beberapa kesamaan dari Model RPL Prototype, Spiral Boehm dan RAD.


     Sifat karakteristik dari CAM yaitu seperti yang saya sebutkan tadi Model Spiral Boehm dan sangat erat keterikatannya dengan model RAD (Rapid Application Development), karena modek CAM ini menggunakan peralatan-peralatan dan GUI (Graphic User Interface) untuk membangun software.


B. Tahapan-tahapan CAM

  1. Tahap identifikasi calon-calon komponen (kelas objek).
  2. Tahap melihat komponen-komponen dalam pustaka.
  3. Tahap mengekstrak komponen.
  4. Tahap membangun komponen.
  5. Tahap menyimpan komponen baru pada pustaka.
  6. Tahap mengkonstruksi iterasi ke-N dari sistem

C. Kelebihan

     Adalah tinggal mencaplok atau menggunakan program atau komponen yang sudah ada dan menyusunnya menjadi sebuah program yang lebih kompleks dan berkembang sesuai dengan kebutuhan user/pengguna sehingga dapat mengefisienkan penggunaan waktu dan tenaga. Selain itu, model ini juga menyediakan kemampuan untuk  memvisualisasikan hasil rakitan dengan kesanggupan untuk mengukur, menganalisa, merancang dan merancang ulang program.


D. Kekurangan

     Adalah seringnya program atau komponen-komponen terdahulu tidak kompitable atau sejalan dengan model perakitan komponen ini sehingga untuk perusahaan berskala kecil akan kesulitan menemukan komponen yang sesuai untuk dirakit.

INCREMENTAL MODEL


  • Pengertian
     Incremental model adalah model pengembangan sistem pada software enginering berdasarkan requipment software yang dipecah menjadi beberapa fungsi atau bagian sehingga model pengembangannya secara bertahap

  • Tahapan-tahapan 
  1. Requirement, adalah proses tahapan awal yang dilakukan pada incremental model adalah penentuan kebutuhan atau analisis kebutuhan
  2. Spesification, adalah proses spesifikasi dimana menggunakan analisis kebutuhan sebagai acuannya.
  3. Architecture Design, adalah tahap selanjutnya,perancangan software yang terbuka agar dapat diterapkan sistem pembangunan perbagian pada tahapan selanjutnya.
  4. Code setelah melakukan proses design selanjutnya aja pengkodean.
  5. Test adalah tahap pengujian dalam model ini.


  • Kelebihan 
  1. Pengguna tidak perlu menunggu sampai seluruh sistem dikirim untuk mengambil keuntungan dari sistem tersebut. Increment yang pertama sudah memenuhi persyaratan mereka yang paling kritis, sehingga perangkat lunak dapat segera digunakan.
  2. Resiko untuk kegagalan proyek secara keseluruhan lebih rendah. Walaupun masalah masih dapat ditemukan pada beberapa increment. Karena layanan yang prioritas tertinggi diserahkan pertama dan increment berikutnya diintegrasikan dengannya, sangatlah penting bahwa layanan sistem yang paling penting mengalami pengujian yang paling ketat. Ini berarti  bahwa pengguna akan memiliki kemungkinan kecil untuk memenuhi kegagalan perangkat lunak pada increment sistem yang paling bawah.
  3. Nilai penggunaan dapat ditentukan pada setiap increment sehingga fungsionalitas sistem disediakan lebih awal.
  4. Memiliki resiko lebih rendah terhadap keseluruhan pengembangan sistem.
  5. Prioritas tertinggi pada pelayanan sistem adalah yang paling diuji.

  • Kekurangan
  1. Kemungkinan tiap bagian tidak dapat diintegrasikan
  2. Dapat menjadi build dan Fix Model, karena kemampuannya untuk selalu mendapatkan perubahan selama proses rekayasa berlangsung.
  3. Harus Open Architecture.
  4. Mungkin terjadi kesulitan untuk memetakan kebutuhan pengguna ke dalam rencana spesifikasi masing-masing hasil increment.

MODEL SPIRAL

A. Pengertian Model Spiral

     Model Spiral adalah salah satu bentuk dari Metode Pengembangan Perangkat Lunak atau yang disebut SDLC (Software Development Life Cycle), yang sangat populer digunakan dalam bidang teknologi informasi. Model Spiral adalah gabungan dari Model Prototyping dan Model Waterfall dengan penekanan yang tinggi pada analisis resiko tiap tahapannya. Fungsi Model Spiral ini adalah untuk melakukan perubahan, penambahan  dan pengembangan suatu software dengan deretan pertambahan menjadi lebih baik secara cepat dan tepat berdasarkan keinginan dan kebutuhan penggunanya.


B. Sejarah Model Spiral

     Tahun 1986, model ini dikenalkan pertama kali oleh Barry Boehm pada makalahnya yang berjudul "A Spiral Model of Software Development and Enhancement". Makalah tersebut menjelaskan tentang sebuah diagram yang dihasilkan dari berbagai publikasi yang mendiskusikan tentang Model Spiral ini. Model ini merupakan model yang sudah lama, tetapi sangat berguna untuk melakukan pembangunan proyek-proyek besar.

     Pada makalah awalnyang dibuatnya, Barry Boehm menganggap bahwa Model Spiral adalah model proses yang berhubungan dengan inkrementasi, Model Waterfall dan Model Prototyping.

     Namun dalam publikasi selanjutnya, Boehm menjelaskan bahwa Model Spiral sebagai model proses geneator yang mana pilihan berdasarkan risiko proyek untuk menghasilkan suatu model proses yang tepat untuk proyek tersebut. Dengan demikian, inkrementasi, Model Waterfall dan Model Prototyping adalah kasus khusus dengan pola resiko proyek tertentu dari Model Spiral.


C. Tahap-tahap Model Spiral

     Dalam Model Spiral terdpat 5 tahap untuk merealisasikan penggunanya sebagai berikut :

     1. Tahap Liason, tahap ini  berhubungan dengan komunikasi antar orang yang akan mengembangkan software (system anlyst) dengan pelanggan. Tujuannya adalah agar dapat memuaskan pelanggan dengan memperbaiki dan mengembangkan software sesuai dengan kebutuhan, kepentingan dan keinginannya.

     2. Tahap Planning, tahap perencanaan meliputi estimasi biaya yang digunakan, batas waktu,pengaturan jadwal, identifikasi lingkungan kerja, sumber-sumber informasi untuk melakukan iterasi. Hasilnya adalah dokumen spesifikasi kebutuhan sistem dan bisnis.

     3. Tahap Analisis Resiko, tahap ini berfungsi untuk mengidentifikasi risiko yang berpotensial untuk terjadi dan menghasilkan suatu solusi alternatif secara teknis dan manajemen saat strategi mitigasi risiko direncanakan  dan diselesaikan.

     4. Tahap Rekayasa, pada tahap ini, yang dilakukan adalah sebagai berikut :

  • Menguji coding dan mengembangkan software,
  • menginstal software,
  • membuat prototype,
  • mendesain dokumen,
  • meringkas suatu pengujian software, dan
  • membuat laporan atas kekurangan dari software agar segera diperbaiki.

     5. Tahap Evaluasi
     Peran pelanggan sangat diperlukan pada tahap ini. Mereka dapat memberikan masukan dan tanggapan, mengevaluasi produk kerja dan memastikan bahwa produk yang dibutuhkan sesuai dengan semua ketentuan.

D. Sektor-sektor pada Spiral Model


  1. Mengidentifikasi tujuan, alternatif, dan kendala setiap tahap spesifik 2.
  2. Mengevaluasi alternatif, menilai resiko dan pengurangannya, aktivitas ditempatkan untuk mengurangi resiko kunci 3.
  3. Pengembangan dan validasi.
  4. Proyek ditinjau ulang dan tahap spiral berikutnya direncanakan.

E. Penggunaan Spiral Model
     Model Spiral tepat digunakan dalam hal sebagai berikut :
  1. Ketika memiliki proyek dengan resiko sedang hinga tinggi.
  2. Komitmen proyek jangka panjang karena potensi perubahan pada prioritas ekonomi dalam perubahan waktu.
  3. Lini produk baru yang harus dirilis secara bertahap untuk mendapatkan feedback pelanggan dengan cukup.
  4. Ketika penciptaan prototype berlaku
  5. Perubahan signifikan yang diharapkan dalam produk selama siklus pemgembanagan.
  6. Persyaratan yang komplek dan memerlukan suatu evaluasi.

F. Kelebihan Spiral Model

  1. Perubahan-perubahan yang terjadi dapat diselesaikan secara sistematis
  2. Estimasi biaya menjadi mudah karena pembuatan prototype telah selesai dalam fragmen yang kecil
  3. Manajemen dan analisis resiko yang lebih baik, dll.


G. Kekurangan Spiral Model


  1. Tidak cocok ketika digunakan dalam proyek-proyek kecil.
  2. Tidak terlalu berguna dalam proyek-proyek kecil.
  3. Sulit dalam mengikuti strategi proyek kecil, dll.



RAPID APLICATION DEVELOPMENT

1. Pengertian RAD      Rapid Aplication Development (RAD) adalah sebuah proses perkembangan perangkat lunak sekuensial linier yang menekan...